Langsung ke konten utama

#AprilProduktifDay3: The Happiness Project by Gretchen Rubin

Hari ketiga #AprilProduktif temanya udah berat banget ya, bahkan teman-teman di wag ada yang langsung ingin mengganti temanya. Dan jujur saja menurut aku juga ini berat, berat karena enggak tau mau pilih buku yang mana karena bagi aku setiap membaca buku pasti selalu bertemu hal-hal yang berkesan dan bermanfaat dikemudian hari.

So, aku gamau mikir yang berat-berat kayak timbangan aja yang tiap harinya nambah karena #StayAtHome ngemil terus hehe. Jadi aku pilih buku yang baru  beberapa waktu ini aku baca.

Buku ini berisi dua belas bab sama seperti dua belas bulan dalam satu tahun. Tiap bab adalah sama dengan bulan dalam tahun, eh gimana sih. Seperti bab satu berjudul Januari, bab dua Ferbruari, dan seterunya. Nah setiap bab tersebut penulis akan membuat project-project kebahagiaan selama satu tahun. Project yang ada adalah hal-hal yang menurutku sederhana namun seringkali banyak yang mengabaikan. Seperti untuk tidak mengabaikan pesan, dengan menundanya karena ada hal yang lebih penting. Mengabadikan setiap momen yang kelak dibeberapa tahun yang akan datang kita akan membuka kembali moment tersebut saat anak kita sudah besar, mungkin bagi pecinta fotografer atau yang suka motret dan fotoin segala momen ini merupakan hal biasa saja namun jika kamu bukan orang yang seperti itu ini adalah hal sulit untuk dilakukan.

Yang membuat aku selalu ingat buku ini adalah penulisnya sering mengulang dua kata “Jadilah Gretchen”, bahakan hampir setiap bab kamu akan menemukan dua kata tersebut. Hal ini memotivasi aku juga untuk selalu “Jadilah Lina” yang aku artikan jadilah diri saya sendiri. Karena apa? Capek kan memakai topeng kebahagian dibalik kesedihanmu, tertawa terbahak-bahak diluar namun saat rebahan sambil melihat langit-langit kamar kamu tiba-tiba menangis. Tapi kamu jangan jadi orang baik dibalik kejahatanmu ya, kamu baik memang karena kamu itu baik.

Selain banyak yang bisa dipetik dan diolah lalu bisa dilaksanan dari isi buku ini, banyak juga hal yang dapat dijadikan pelajaran untuk memulai sesuatu yang baru.

Meskipun buku ini isinya adalah project melakukan hal-hal yang dapat membuat kita bahagia bukan berarti kita tidak atau belum bahagia dan tidak mensyukuri hidup yang kita. Dari membaca buku ini aku jadi termotivasi untuk membuat project kebahagian versiku sendiri. Lebih bisa peka sama hal sederhana yang dulunya diabaikan namun itu juga bisa bikin kita bahagia.


With love,
Lina

Komentar

  1. Menarik dong bukunya, serasa punya teman yg memotivasi dan mendorong kita untuk menciptakan kebahagian versi diri kita sendiri. Sejatinya buku mmng teman terbaik untuk menemani kita. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, rasa rasanya kalo buku itu terkadang bisa ngertiin kita hehe

      Hapus
  2. I read this too! huhu seneng banget bacanya jadi ikutan bahagia. senang karena diberikan sugesti senang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah recomended bukunya:) selamat membaca:)

      Hapus
  3. Jadi pengen baca bukunya jugaa🥺

    BalasHapus
  4. Wah, masuk waiting list nih bukunya. Thank you reviewnya! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh iya Nina, selamat membaca dan sami-sami:))

      Hapus
  5. wah ini, kemarin ada yang membahas soal bahagia juga. menarik karena bahagia setiap orang bisa beda-beda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali, kadang hal kecil aja bisa bikin kita bahagia tapi belum tentu untuk orang lain:)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#AprilProduktifDay2: Melihat Sisi Baik Pandemi

Berbicara tentang sisi positif dan hikmah yang dapat diambil dari wabah covid-19 itu banyak sekali. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari adanya wabah ini. Kita dihimbau untuk #StayAtHome tentu saja bagi anak perantau sangat senang kembali kerumah. Ada banyak waktu untuk bercengkrama, masak bersama, makan bersama, nonton tv bersama, dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan. Yang tentu saja saat awal pulang dari perantauan merasa senang sekaligus sedih dan takut selama diperjalanan bertemu dengan banyak orang, meskipun sudah jaga jarak. Bisa mencoba masak dengan resep baru, dan berbagi resep dengan teman-teman yang suka memasak. Itung-itung belajar masaka ya karena selama di rantau selalu membeli makan tidak sempat masak sendiri. Dan ternyata mencoba hal baru itu seru! Meskipun jauh sebelum adanya wabah ini sudah selalu cuci tangan, tapi dengan adanya wabah ini kita lebih lebih sering mencuci tangan dan menjaga kersihan lainnya. Yang biasanya jalan hanya sa...

#AprilProduktifDay1: Untuk Tetap Selalu Bersyukur

Diakhir tahun kita semua pasti selalu melakukan evaluasi diri, apa hal-hal yang sudah dicapai patut untuk disyukuri dan juga apa yang belum tercapai, ya tidak apa-apa kita semua memiliki batasan:) Awal tahun ini dimulai dengan warna yang abu-abu. Bukan hitam ataupun putih, sebab aku sudah tahu bukan hitam atapun putih saja nanti dihidup aku. Apa-apa yang sudah direncanakan olehku belum tentu sesuai dengan rencana Allah:) Bukan aku  tidak  percaya diri, tentu saja aku selalu percaya dengan kemampuan yang aku miliki untuk mewujudkan semua rencana-rencana dan resolusi-resolusi yang sudah aku buat setiap tahunnya. Namun, semua rencana-rencana itu tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan, qodarullah.. semua nya harus kondisional dengan adanya pandemik di bumi kita ini. Mengabari teman-teman dengan berita bahagia ‘teman-teman, aku besok seminar proposal/munaqosyah. Kalian tidak usah datang aku malu. Minta doanya ya’. Berganti menjadi ‘teman-teman aku besok seminar propos...

#AprilProduktifDay6: Gapapa Menjadi Beda

Kalau ada hal aneh yang berbeda sama yang lain selain saya tidak suka minum kopi adalah saya tidak suka makan pedas. Padahal seblak dan ramen kata temanku,"apa rasanya kalo tidak pedas?". Memang umur saya tahun ini sudah dua puluh tahun lebih dikit tapi makan pedas saja tidak bisa. Setiap jajan sama teman pasti selalu beli makanan yang manis-manis, beda banget sama teman-teman yang sukanya jajanan yang asin.  Kalo lagi jajan pasti salah seorang teman ada saja yang bilang "Ohiya, selera Lina emang beda dari kita" haha Pernah suatu waktu aku beli seblak sama teman-teman, trus aku sok sok an pedasnya level lima. Yang membuat aku tidak bisa makan pedas adalah ketika makan pedas air mataku selalu turun:") padahal tuh gapapa loh bisa ditahan pedesnya tapi air mata malah gabisa berhenti. Sampai teman-teman kasian kalo lihat aku makan pedas:)) tapi seblak dan ramen tetap makanan asin-pedas favorit aku, meski dimakannya level satu atau dua.  Nah, karena tidak su...