Langsung ke konten utama

Aku Masih Disini

Haii.. sudah lama aku tidak menulis disini. Maafkan aku yang terkaku sok sibuk atau menyibukan diri dengan hal yang kadang sebenarnya tidak sibuk. Ah sudahlah aku tidak mau banyak meminta maaf unt6uk hal yang tidak seharusnya. 
Tapi, untuk sekali ini aku mau meminta maaf karena aku menulis disini lagi ketia aku sedang merasa penat. Sedang ingin didengarkan. Sedang ingin banyak bicara. Tidak tau dimana lagi aku bakal luapin apa yang sudah lama disimpan di diri ini. Dari kebahagiaan sampai kesedihan. Mustahil seorang manusia tidak memiliki rasa sedih, mekipun itu sedikit. Maaf untuk kamu yang membaca karena aku hanya menulis tentang perasaan-perasaan yang ingin sekali aku sampaikan. Namun, aku tidak memiliki pendengar. Bukan, bukan aku tidak memiliki pendengar. Sudah pasti aku selalu curhat ke Allah. Namun masih saja aku menginginkan seorang pendengar, padahalkan Allah Maha Mendengar.. Astaghfirullah....
Tidak memiliki pendengar, bukan karena tidak ada. Hanya saja aku tahu. Semua orang juga memiliki unek-unek yang ingin dikeluarkan. Tapi aku sadar temanku pun memiliki masalah yang mungkin lebih besar daripada aku. Manalah aku tega menambah hal yang tidak seharusnya kepada mereka. Dan aku tidak suka jika sedang bicara namun diacuhkan oleh orang lian. 
Kan aku egois, ingin didengarkan. Lalu apa aku sudah banyak mendengarkan? Aku sedang mencoba.. siapapun yang berbicara kepadaku pasti akan aku dengarkan dengan baik:))
Sudahlah.. aku hanya ingin didengarkan.
Pergi ke suatu tempat yang disana hanya ada kita berdua, lalu kita berjalan menuju matahari yang akan tenggelam. Di kelilingi oleh burung sore dan percikan air...
Atau berjalan diatas pasir dengan rayuan ombak yang mengiringi.
Kita bergandengan tangan. 
Tidak peduli dengan sekitar..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#AprilProduktifDay2: Melihat Sisi Baik Pandemi

Berbicara tentang sisi positif dan hikmah yang dapat diambil dari wabah covid-19 itu banyak sekali. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari adanya wabah ini. Kita dihimbau untuk #StayAtHome tentu saja bagi anak perantau sangat senang kembali kerumah. Ada banyak waktu untuk bercengkrama, masak bersama, makan bersama, nonton tv bersama, dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan. Yang tentu saja saat awal pulang dari perantauan merasa senang sekaligus sedih dan takut selama diperjalanan bertemu dengan banyak orang, meskipun sudah jaga jarak. Bisa mencoba masak dengan resep baru, dan berbagi resep dengan teman-teman yang suka memasak. Itung-itung belajar masaka ya karena selama di rantau selalu membeli makan tidak sempat masak sendiri. Dan ternyata mencoba hal baru itu seru! Meskipun jauh sebelum adanya wabah ini sudah selalu cuci tangan, tapi dengan adanya wabah ini kita lebih lebih sering mencuci tangan dan menjaga kersihan lainnya. Yang biasanya jalan hanya sa...

#AprilProduktifDay1: Untuk Tetap Selalu Bersyukur

Diakhir tahun kita semua pasti selalu melakukan evaluasi diri, apa hal-hal yang sudah dicapai patut untuk disyukuri dan juga apa yang belum tercapai, ya tidak apa-apa kita semua memiliki batasan:) Awal tahun ini dimulai dengan warna yang abu-abu. Bukan hitam ataupun putih, sebab aku sudah tahu bukan hitam atapun putih saja nanti dihidup aku. Apa-apa yang sudah direncanakan olehku belum tentu sesuai dengan rencana Allah:) Bukan aku  tidak  percaya diri, tentu saja aku selalu percaya dengan kemampuan yang aku miliki untuk mewujudkan semua rencana-rencana dan resolusi-resolusi yang sudah aku buat setiap tahunnya. Namun, semua rencana-rencana itu tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan, qodarullah.. semua nya harus kondisional dengan adanya pandemik di bumi kita ini. Mengabari teman-teman dengan berita bahagia ‘teman-teman, aku besok seminar proposal/munaqosyah. Kalian tidak usah datang aku malu. Minta doanya ya’. Berganti menjadi ‘teman-teman aku besok seminar propos...

#AprilProduktifDay6: Gapapa Menjadi Beda

Kalau ada hal aneh yang berbeda sama yang lain selain saya tidak suka minum kopi adalah saya tidak suka makan pedas. Padahal seblak dan ramen kata temanku,"apa rasanya kalo tidak pedas?". Memang umur saya tahun ini sudah dua puluh tahun lebih dikit tapi makan pedas saja tidak bisa. Setiap jajan sama teman pasti selalu beli makanan yang manis-manis, beda banget sama teman-teman yang sukanya jajanan yang asin.  Kalo lagi jajan pasti salah seorang teman ada saja yang bilang "Ohiya, selera Lina emang beda dari kita" haha Pernah suatu waktu aku beli seblak sama teman-teman, trus aku sok sok an pedasnya level lima. Yang membuat aku tidak bisa makan pedas adalah ketika makan pedas air mataku selalu turun:") padahal tuh gapapa loh bisa ditahan pedesnya tapi air mata malah gabisa berhenti. Sampai teman-teman kasian kalo lihat aku makan pedas:)) tapi seblak dan ramen tetap makanan asin-pedas favorit aku, meski dimakannya level satu atau dua.  Nah, karena tidak su...